Surat untuk Sahabat jadi Sarjana
Lagi, hari ini ada
jadwal wisuda di kampus kita. dan kini giliranmu untuk turut serta ambil bagian
memenuhi ruangan itu. Ruangan dimana engkau di kukuhkan sebagai sarjana bersama
teman-teman kita yang lain. Ehm,.. Selamat dan Sukses menjadi sarjana kawan.
Engkau bahagia pastinya
hari ini kawan, lihatlah senyum bahagiamu dari cermin itu seakan tak kenal
lelah kau pancari pada setiap sahabat dan kerabat yang datang menghampirimu
untuk sekedar memberi ucapan selamat padamu.
Engkau patut bahagia
hari ini memang kawan, ini adalah hari milikmu. Hari dimana engkau mengenakan
baju kebesaranmu, hari dimana engkau dinobatkan bak raja dan ratu sehari. Dan
tentunya engkau tahu hari bahagia seperti ini adalah hari yang dinanti oleh
semua mahasiswa tak terkecuali bagi ku. He e
Maka sekali lagi engkau sangat pantas untuk bahagia hari ini kawan, jangan engkau lewatkan hari bahagiamu ini tanpa engkau lukiskan cerita yang dapat mengharu birukan dadamu saat setiap kali engkau mengingatnya kelak.
Maka sekali lagi engkau sangat pantas untuk bahagia hari ini kawan, jangan engkau lewatkan hari bahagiamu ini tanpa engkau lukiskan cerita yang dapat mengharu birukan dadamu saat setiap kali engkau mengingatnya kelak.
Tapi ditengah
kebahagianmu ada kegusaran yang ku rasa kawan. Kegusaran ini klasik memang.
Tapi ia telah banyak memakan korban. Memangsa teman-teman kita yang telah lebih
dahulu dinobatkan sebagai sarjana. Bukan maksud ku tak percaya dengan semua kemampuan
mu. Tetapi kegusaran ini dasarnya ada dari diriku sendiri.
Aku hanya tak ingin
kita menjadi korban selanjutnya apalagi jika cita-cita yang kita perjuangkan
itu belum sampai pada tujuannya. Ah,.. sampai disini tentunya engkau telah bisa
menebak apa maksud ku. Iya,.. engkau benar kawan. Ini tentang cita-cita
perjuangan yang telah kita mulai meneriakinya sejak engkau masih menjadi
mahasiswa, saat kita masih bersama di kampus. Lewat bahan bacaan kita, diskusi,
rapat rutin, kegiatan amal jalanan dan sebagainya. semua kita lakukan dengan
mematri begitu kuatnya semangat, teguhnya komitmen terhadap semua nilai-nilai
perjuangan yang kerap kita sebut sebagai idealisme.
Iya,.. walau ini semua
bermula dari cerita bukan kenyataan yang pernah ku alami (maklum aku masih
mahasiswa,.. he e) tapi cerita ini saja sudah sangat mengerikan bagiku. Mendengar
mereka yang dahulu sama seperti kita berlebel aktivis dakwah kampus, begitu
berapi-api semangatnya, begitu teguh komitmen terhadap idealismenya, begitu
kuat militansinya, banyak sudah pos strategis di organisasi yang diembannya
sebagai bukti begitu dalam pengalaman yang dipunya. Tak berlebihan jika
teman-teman dizamannya kerap kali menjuluki mereka bukan sembarang aktivis
dakwah kampus.
Tapi saat telah menjadi
sarjana satu per satu bekerja di tempat yang (maaf) ada unsur ribanya,
nilai-nilai perjuangan sebagai aktivis mahasiswa yang begitu kuat membara di
dada perlahan pun mulai padam, atau ada yang lebih histeris lagi gaya
berpakaian yang dahulu begitu dijaga kini telah dibiarkan mengalami evolusi
atau sedikit modifikasi agar nampak lebih menimalis. Pada hal dahulu ia sangat
menentangnya.
Tahukah kau alasannya
apa kawan? Semua terjadi karena tuntutan pekerjaan, mulai dari agar mudah
mendapatkan pekerjaan hingga agar bisa
menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan supaya tak dinilai eksklusif oleh
teman dan atasan tempat bekerja. Tak ada lagi nilai-nilai untuk membentuk
kehidupan berbangsa dan bernegara yang islami menjadi usungan dalam setiap
aktivitasnya seperti yang pernah ia jalani dalam setiap aktivitasnya saat masih
menjadi mahasiswa dahulu. Nampaknya, usai menjadi mahasiswa maka usai pula
perjuangannya menjadi aktivis mahasiswa. Itulah sebab tak sedikit diantara
mereka kerap bangga menyebut diri sebagai mantan aktivis mahasiswa.
Ah,.. sebenarnya aku
saja belum tentu dapat lebih baik dari mereka yang tak kusenangi ini kawan. Aku
sangat sadar tentang itu. tetapi harapanku lewat tulisan yang ku buat untuk mu
ini dapat menguatkan hati, pikiran dan tindakan ku untuk tidak termakan menjadi
korban semacam itu. Perlu juga ku sampaikan pada mu kawan tak ada kata mantan
untuk aktivis. Aktivis tak ubahnya seperti guru tak mengenal batasan waktu
dalam berjuang menebarkan kebaikan pada sesama. Semoga saja engkau tak masuk dalam
kelompok yang menurut ku latah menyebut istilah mantan pada aktivis.
Waktu kita empat, lima,
enam atau mungkin ada yang tujuh tahun adalah waktu yang kurang untuk kita
berjuang mewujudkan mimpi kita sebagaimana disiratkan dalam visi dakwah kampus
membentuk “peradaban masyarakat madani”, Jati diri sebagai seorang Muslim
Negarawan pun belum seutuhnya terbentuk pada kita dalam kurun waktu demikian. ini
artinya kita masih harus terus berjuang, terus menjadi aktivis walau telah
menjadi sarjana.
Dakwah kampus telah
sukses menghantarkanmu menjadi alumninya. Tentunya ia tak ingin engkau mencampakkannya
seketika begitu saja karena alasan mu yang tak lagi ada di kampus. Yang
diinginkannya engkau tetap menjadi bagian darinya dalam berjuang memciptakan
kehidupan madani tadi walau engkau lakukan itu ditempatmu yang baru yakni
tempat dimana engkau bekerja sehari-harinya. Singkatnya, ia mengharapkan mu
untuk terus melanjutkan perjuangan yang telah kau awali dikampus sebelumnya.
Maka jelaslah tak ada kata mantan bagimu sebagai aktivis itu kawan.
Tetapi aku tetap yakin
seyakin-yakinnya engkau tak akan menjadi seperti yang ku risaukan. Karena
pastilah engkau telah begitu memahami setiap pemaknaan pada kata yang menjadi
filosopi perjuangan para muslim negarawan. Maka aku pun yakin engkau tak akan
berhenti berjuang, tak pernah akan menanggalkan gelar aktivismu, apalagi
menghanyutkan jubah kebesaranmu di lautan. Iya, aku yakin itu kawan. Congratulations
for you all. dan Doakan saja aku sekedar menyusulmu menjadi sarjana :)
See you at the TOP
-MIT-
Ket: Untuk semua sahabat ADK yang hari ini, telah atau pun akan menjadi Sarjana.
Ket: Untuk semua sahabat ADK yang hari ini, telah atau pun akan menjadi Sarjana.
Komentar
Posting Komentar
Sebelum meng-Klik "Publikasikan" Komentar anda, silakan terlebih dahulu pilih nama ID anda di menu pilihan "Berikan Komentar sebagai"....