Nestapa Kehidupan

Oleh: MIT (ditulis tanggal 4 Agustus 2011)

Aku hanya ingin berbagi cerita,..
Yang kurangkai dengan tinta emas kehidupan milik para pujangga,..
Dengan pena ketulusan miliki mereka para syuhada,..

Yang baru saja ku peroleh dari lembah kesunyian,.. tempat para pencari tuhan bertapa,..
Tentang kehidupan yang banyak mengajarkan pada kita,… akan mimpi, cinta, rasa, heroiknya tawa, tangisan yang menangis, atau sekedar malu tak berdaya,..

Yang pasti Kesemuanya itu menghantarkan kita pada suatu muara perenungan ialah kesendirian.
Menyadarkan kembali akan hakikat kenapa diri ini diciptakan,… disini bersama kehidupan,..

Atau sekedar berkontemplasi tentang kuatkah diri ini menjadi bagian kompetisi kehidupan,.. yang ternyata kehidupan tak sebatas persaudaraan yang menghadirkan cinta, dibalut dengan rekahan senyuman manis beraroma ketulusan,..
atau sebatas persahabatan yang menghadirkan bahasan akan mimpi dan cita-cita,.. lalu dibungkus dengan satu kebersamaan rasa saja,..

lebih luas dari itu,.. kehidupan di dalamnya jua menyimpan tentang kebuasan. Lihat saja bagaimana manusia saling menikam atau sekedar menjatuhkan.
Pada akhirnya persaudaran dan persahabatan tak lebih sekedar kemasan,..  atau sebatas lulucon,..

Jika sudah begini,.. bagiku tak ada artinya lagi keterbukaan, kesetian dan ketulusan,..  tergantikan dengan kesiap siagaan, kewas-wasan, kekhawatiran hingga ketidak percayaan.

Lalu,.. kebersamaan adalah hal yang tidak lagi ternilai, ia tak lebih sebatas romantisme masa lalu.
Yang nilainya berada dibawah akan kebersamaan interaksi yang tak mengenal batas atau canda-tawa ungkapan eksperesi lepas yang jelas tak dianjurkan.

Aku hanya ingin berbagi cerita kepada aku, kau, kalian dan mereka tentang nestapa kehidupan,..
Agar aku, kau, kalian dan mereka tersadarkan tentang hidup yang tak lain adalah percaturan kehidupan. Butuh strategi tentang cara berkompetisi,

Komentar