Apa yang salah dari Kemerdekaan kita ???

Oleh: Iqbal Themi (ditulis tanggal 18 Agustus 2009)

Merdeka itu, jika tak lagi terdengar dentum bom dan deru mesiu. itu mungkin Bayangan umum mereka dahulu tentang merdeka, seperti diceritakan kakekku dulu, karena bangsa ini berhasil mengusir penjajah dengan bambu runcing. Begitu heroik dan membanggakan.
Tapi tak sekadar bersenjata bambu, para pejuang itu meneteskan darah dan peluh dengan ketulusan. Perjuangan tanpa pamrih, agar anak bangsa ini, memiliki identitas kebangsaan bernama Indonesia.

Ada juga yang bilang, merdeka jika tak lagi subur ketimpangan sosial. Tegaknya hukum, keberpihakaan pada yang lemah, dan penguasa yang adil.

Merdeka juga, jika hak-hak rakyat terpenuhi, dan keadilan untuk semua. Merdeka juga, jika rakyat hidup aman, tak dihantui horor, teror, dan teroris.

Tapi merdeka, bukanlah kebebasan yang membolehkan manusia membunuh manusia lainnya. Juga bukan alasan, penguasa bertindak sewenang-wenang.

64 tahun itulah usia kemerdekaan negeri yang bernama indoneisia ini, usia yang telah cukup tua bahkan pikun bagi seorang manusia bahkan mulai termakan senja, tapi benarkah kemerdekaan telah dirasa oleh seluruh penghuni negara khatulistiwa ini. atau setidaknya kriteria kemerdekaan sperti yg tersebut diatas telah terpenuhinya.

Indah memang hajat perayaan kemerdekaan kita kemarin mulai dari sekedar upacara hingga terpecahnya rekor dunia...cukup bahagia itu memang yang terasa setidaknya bisa untuk pengobat pelipur lara bagi mereka yang belum dan menanti kerja, hingga mungkin untuk mereka korban bencana.

Kita, telah memaknai merdeka selama ini dengan bendera berkibar, panjat pinang, balap karung, dan aktivitas menggembirakan lainnya. Tapi, harus di akui bahwa sejatinya kita telah kehilangan banyak nilai-nilai kemerdekaan.

Kemerdekaan telah kita jadikan sekedar euforia hingga merasa telah usainya tugas sebuah massa...ya massa yang dulu berisikan orang-orang yang telah berhasil menggoreskan Kemerdekaan di relung hati bangsanya dengan darah dan nyawa mereka sebagai jaminan terhadap tuhannya. sehingga rasanya tak perlu lagi kita melakukan sesuatu yang berkaitan Kemerdekaan apalagi sekedar mengisi kemerdekaan.

jika ia mahasiswa tak perlu lagi bersusah payah turun kejalanan sembari berteriak "Dua ratus, Dua Ratus" seperti kata taufik ismail dlm puisinnya, toh kita sudah merdeka...rakyat senang, pemerintah menderia, Ups...Salah pemerintah senang rakyat menderia.

tak ada lagi Aspirasi yang harus kita sampaikan, toh semuanya telah terpenuhi oleh pemerintah sejak reformasi bergulir di negeri ini, kurang lebih begitu kata salah satu dosenku. Doktrin yang luar biasa ku rasa dan ku kira mungkin ini sisi lain dari kemerdekaan itu. tak perlu lagi mahasiswa menjalankan tugasnya sebagai sebagai social control atau intinya tak perlu mahasiswa ikut-ikutan berpolitik seperti yang terlontar oleh mulut salah satu penguasa di negeri ini yang terekam oleh media. yang ku kira lagi mungkin ini makna lain dari kemerdekaan itu, tugas mahasiswa adalah belajar, belajar dan belajar lulus secepatnya dengan nilai besar yang hingga tak muat untuk ditulis pada ujazah kelulusan. tak perlu rasanya peduli toh semua rakyat telah sejahtera.

Memaknai kemerdekaan, kita dapat memetik hikmah dari para Nabi dalam membebaskan manusia dari penindasan.mulai dari nabi adam hingga nabi muhammad. kita bisa lihat jika tugas membebaskan suatu kaum tidak terselesaikan oleh seorang nabi di suatu masa maka tugas itu diselesaikan oleh nabi yang lainnya hingga datangnya nabi muhammad sebagai penyempurna, yang telah mampu memerdekakan kaum jahilliyah menjadi kaum beradab yang berketuhanan islam.

Mungkin itu bisa jadi acuan bagi kita untuk berfikir dan memaknai kemerdekaan, sehingga kita mampu mengembalikan apa yang hilang dari kemerdekaan negara kita.

Selamat hari ulang tahun ke-64 Negeri ku

Komentar